Berbisnis Online ala Google

Rabu, 20 Juni 2012

Tantangan Dakwah

Dakwah itu suci. Dakwah itu contoh diri. Dakwah itu memberi. Dakwah itu kuat. Dakwah itu tegar. Dakwah itu tahan banting, komitmen, dan istiqamah. Apabila seseorang telah memilih jalan dakwah, berarti orang tersebut telah memilih jalan para pejuang, berarti orang tersebut adalah orang pilihan Allah. Maka, jadilah orang-orang beruntung pilihan Allah. Semua orang pasti bisa, namun hanya saja.
Orang yang dengan senang hati memilih jalan dakwah dapat dipastikan bahwa kualitas orang-orang ini adalah orang yang berkualitas luar biasa. Namun, ternyata dakwah tidaklah semudah membolak-balikkan telapak tangan. Inilah yang disebut tantangan dakwah.
Tapi, lebih nyata lagi, tantangan dakwah yang kita hadapi sekarang ini tidaklah seberat tantangan dakwah yang dihadapi Rasulullah SAW, yang penuh dengan cobaan, tetapi Rasulullah tetap sabar, lembut dan berhati pemaaf. Mungkin, jika kita berada di posisi Rasulullah, akan lebih berat lagi, Surga itu mahal, bung?!
Bayangkan, tantangan dakwah yang dihadapi Rasulullah itu seperti ini contohnya: dicaci, dimaki, dilempari kotoran hewan, dilempar dengan kerikil. Namun, Rasulullah tetaplah berlembut hati.!
Ada satu kalimat yang saya selalu ingat bila tantangan dakwah sedang datang menjelang pada diri yang lemah ini, kata seorang guru yang pernah mengajariku, intinya:
"Kalau Rasulullah, tidak apa-apa orang-orang menghinaku, berbuat zalim kepadaku. Namun, jika mereka berbuat zalim terhadap agama Allah, hal inilah yang harus aku menegaskannya."

Tiga Contoh Lingkup Tantangan Dakwah
1.    Bersumber dari diri sendiri

Sebenarnya, tantangan dakwah paling bernilai paling tinggi adalah berasal dari diri kita sendiri, contohnya malas, berbicara namun tidak diaplikasikan, kaburamaqtan indallah. Lalu, masih ada penyakit hati yang setan tidak akan pernah rela bila ia pergi, sombong, riya atau ingin dipuji, dan sebagainya. Hal inilah merupakan tantangan dakwah diri itu.
Solusi tantangan dakwah jenis ini ialah kita harus selalu membiasakan diri untuk beristighfar, apalagi ketika niat di hati kita mulai pudar. Rasulullah yang sudah dijamin Allah masuk surga saja masih beristighfar setiap harinya lebih dari 70 kali. Nah, kita, yang belum tentu dimasukkan Allah ke dalam surga, seharusnya kita lebih banyak beristighfar setiap harinya dibandingakan dengan Rasulullah SAW.
Lalu, berusahalah untuk lebih baik lagi di masa mendatang. Berusaha keras tidak mengulangi lagi perbuatan buruk kita. Berusahalah wahai pejuang! Ingat, di dunia ini tempat menanam dan menyemai, belajar, bukan tempat bersenang-senang. Hanya di akhirat nanti kita akan mendapatkan hasil jerih payah kita.

2.    Bersumber dari orang lain
Orang lain juga sangat berpotensi menjadi salah satu tantangan dakwah kita. Misalnya, orang-orang yang keras hati atau tidak mau menerima dan mencari kebenaran. Juga orang-orang yang memiliki penyakit hati.
Solusi dari hal macam ini adalah Anda sebagai pendakwah, harus tetap teguh pada prinsip yang berdasarkan Islam ini, harus tetap lembut hati, sabar, dan tidak kaburamaqtan. Lalu belajarlah tentang menajemen hati lebih jauh lagi.

3.    Bersumber dari keluarga
Keluarga juga bisa jadi tantangan dakwah. Begitu pula dengan Rasulullah. Misalnya, keluarga kita melarang kita memakai jilbab, keluarga kita masih Islam kejawen yang masih memakai sesembahan di rumahnya, dan sebagainya.

Solusinya, kita tetap harus sabar, berusaha dan berdoa. Ingat, betapa besarnya mukjizat doa. Sungguh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar